Merah Muda di Balik Rusuk






Berpacu denyut nadi bersama detak waktu
Merangkak    naik   darah    kerahang    pipi
Gerak    tubuh    pun   lunglai  tak terkendali
Bergerak                  kesana                 kemari
Resah           pun            menyelimuti        diri
Terasa          berbeda        di        balik   rusuk
Tak            lagi            merah           membara
Merahnya            berganti      merah      muda
Merah           muda            yang            manis
Merah                 muda              di balik rusuk

Bola        mata      terus       saja        berputar
Terpusat         pada         sosok           berpijar
Menyita             hati         dan         perhatian
Yang         haus        akan              keindahan
Awan                 gelap             tlah          sirna
Seiring              datangnya     merah      muda

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sebatas terpikir


Menghadiri sebuah kedukaan yang berlinang air mata di setiap sisinya. Isak tangis tidak pernah reda mengiringi berjalannya dentakan jarum jam. Mata sembab bertebaran di setiap sisi tembok yang terlihat dingin dan membisu. Raungan tangis sesekali terdengar di sekitar mulut yang membisu. Helaan nafas yang berat terasa bagai angin lembab yang berhembus. Terpikir beberapa rasa di benak. Seperti apakah kelak aku? Akankah bulir air mata jatuh untukku? Seperti apakah kalimat yang akan terlontar untuk mengiringi kepergianku? Akankah hanya beberapa saat mereka meraung dan terisak melepasku? Ataukah aku akan terkenang dan membekas di hati mereka sebagai sesuatu yang indah? Atau aku hanya akan menjadi sebuah berita di surat kabar yang di baca dengan rasa empati, kemudian kertas itu akan di buang dan dilupakan? Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Namun aku memohon pada Tuhan untuk memberikan aku waktu memperbaiki diri sebelumwaktunya tiba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

tentang dia (lagi)

Hari selasa 19 maret 2013, setelah tiga bulan putus, dan enam bulan gak ketemu, aku liat kamu di jalan. Kayaknya kamu pulang dari kuliah, pakai baju kotak-kotak merah. Kelihatannya kamu bahagia tanpa aku disampingmu. Setiap hari aku slalu aja liat aktifitas kamu di jejaring sosial, sepertinya kamu bahagia dengan banyak cewek di sekeliling kamu. Kamu bahkan terlihat manja saat mention mereka yang membuat aku muak, bahkan dengan sahabatku sekalipun.
Tapi sekarang aku mulai mencoba membuang semuanya dan menggantikan dengan kegiatan di kampus atau sekedar hangout bareng temen-temenku. Karena dengan itu aku gak akan sempet buat mikirin kamu. Kamu yang menjaga jarak sama aku. Mungkin ini semua inginnya kamu, bukan alasan yang pernah kamu bilang ke sahabatku. Karena aku belum percaya ketika beliau begitu benci aku sampai menuntut kamu melakukan semuanya. Walaupun beberapa kali sempat sakit dengan kalimat yang terlontar, setidaknya aku punya banyak alasan untuk tidak percaya. Aku punya banyak alasan yang mendukung bahwa beliau bukan pengendali semuanya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Yudha Vega Prasetya


TK yang kembali jadi temenku SD. Dia salah salau temen cowok di SD yang gak lupa sama keberadaanku. Waktu SD dia nakal banget, sering mukul aku waktu becandaan, bahkan dulu aku sempet nangis di pukul dia. Dia yang badannya gede jelas sakit kalau mukul. Tapi aku gak pernah dendam atau benci dia, soalnya ibu pernah cerita kalau ibunya dia udah meninggal. Aku gak boleh nakalin dia dan itu menjadi doktrin yang kuat di hatiku. Karena aku slalu ngehindari buat benci sama dia yang waktu kecil nakal banget dan suka becandaannya parah. Gara-gara badannya yang gede itu aku sama temen-temen, bahkan ibukku manggil dia gendut.

Masih sering sms walau kadang aku agak gak suka sama bahasannya dia. Sempet ketemu beberapa kali. Paling akhir waktu dia ngeliat rumah yang habis di beli orang tuanya di samping rumah. Menginjak bangku kuliah pun dia masih nganggep aku temennya dan sms aku untuk sekedar ngabisin waktu luang mungkin. Dia yang sekampus sama vando juga jadi bahan topik smsn.
Dia yang beberapa bulan lalu sms aku. Dia bilang lagi dirawat di RSAL di Surabaya. Dia bilang sakit paru-paru, entah apa aku lupa spesifikasinya. Waktu denger itu aku nganggep hanya sakit kecil gara-gara gaya hidupnya dia. Sedikit tahu kalau dia sering pulang malem. Kalau pulang tengah malem dia suka pulang kerumah mbahnya. Dia juga cerita kalau lebih suka  tinggal di rumah mbahnya daripada sama orang tuanya di pusdik. Beberapa hari kemarin ke inget dia, pengen nanyain kabarnya dia. Tapi aku slalu aja lupa, meskipun hanya sekedar sms.
Hari ini, 23 maret 2012 aku dapet sms kalau dia meninggal. Sempet gak percaya, karena dia terlalu muda untuk nerima itu. Dia juga pernah bilang bakal jadi tetanggaku dalam waktu dekat. Tapi beberapa temen yang ngasih kabar memperjelas semuanya. Dia bener-bener meninggal. Kata ibunya udah enam bulan yang lalu dia sakitnya, seminggu yang lalu dia udah dibawa pulang karena ngerasa baikan. Meskipun belum bisa jalan normal.  Mungkin waktu aku kepikiran itu aku harusnya jenguk dia, atau sekedar nanyain kabarnya. Tadi malem katanya dia ngerasa sakit dan dibawa ke RST, tapi ALLAH sayang sama dia sampai dia di panggil duluan kaya sekarang. Semoga ALLAH beri semua hal yang terbaik untuk dia di sana, semoga ALLAH membuka pintu surga untuk dia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments