Sebatas terpikir


Menghadiri sebuah kedukaan yang berlinang air mata di setiap sisinya. Isak tangis tidak pernah reda mengiringi berjalannya dentakan jarum jam. Mata sembab bertebaran di setiap sisi tembok yang terlihat dingin dan membisu. Raungan tangis sesekali terdengar di sekitar mulut yang membisu. Helaan nafas yang berat terasa bagai angin lembab yang berhembus. Terpikir beberapa rasa di benak. Seperti apakah kelak aku? Akankah bulir air mata jatuh untukku? Seperti apakah kalimat yang akan terlontar untuk mengiringi kepergianku? Akankah hanya beberapa saat mereka meraung dan terisak melepasku? Ataukah aku akan terkenang dan membekas di hati mereka sebagai sesuatu yang indah? Atau aku hanya akan menjadi sebuah berita di surat kabar yang di baca dengan rasa empati, kemudian kertas itu akan di buang dan dilupakan? Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Namun aku memohon pada Tuhan untuk memberikan aku waktu memperbaiki diri sebelumwaktunya tiba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar