Malang Tempo Doeloe (MTD) Tidak Berfungsi Semestinya (Festival Malang Tempo Doeloe layaknya pasar malam)


Keramaian: Pengunjung Malang Tempo Doeloe yang tidak menggunakan pakaian tradisional saat mengunjungi festival MTD (Ik)


MALANG - Pergelaran akbar Festival Malang Kembali atau biasa disebut Malang Tempo Doeloe (MTD) yang ke-7 pada Kamis (24-5-2012) dimulai. Malang Tempo Doeloe kali ini semakin menyimpang dari konsep awal yang ditawarkan. Malang Tempo Doeloe dipenuhi oleh pedagang yang tidak terdata dan pengunjung kebanyakan memakai baju santai tanpa menonjolkan sisi kebudayaan. Ketidaksesuaian itu membuat festival  Malang Tempo Doeloe seperti pasar malam.
Malang Tempo Doeloe sebagai ajang pendidikan sejarah, nilai-nilai budaya, dan objek wisata yang menarik yang di pusatkan di kawasan elite Jalan Ijen dipadati dengan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pedagang yang tidak terdata menjual barang dagangannya di tepi jalan menuju area Malang Tempo Doeloe dan di dalam area festival. Pedagang tidak terdata yang berada di dalam area festival menggelar barang dagangannya di tepi jalan. Tindakan pedagang sangat mengganggu pengunjung karena memakan badan jalan.
Tidak hanya pedagang ilegal saja, pengemis juga ada dalam acara tersebut. Pengemis kebanyakan duduk di tengah jalan dalam area festival dan hal tersebut mengganggu pengunjung serta tidak selayaknya dibiarkan.
Selain masalah PKL dan pengemis, pengunjung yang menggunakan pakaian santai saat menyambangi festival budaya tersebut sangat menyimpang. Seharusnya, pengunjung memakai pakaian bertema tempo dulu untuk mendukung tujuan awal diadakannya acara tersebut. Pengunjung seharusnya memakai kebaya tradisional atau pakain batik sebagai lambang kebudayaan Indonesia tempo dulu.
Penyimpangan pelaksanaan Malang Tempo Doeloe tahun ini dirasakan oleh beberapa pengunjung. Alif Utama, salah satu pengunjung Malang Tempo Doeloe mengungkapkan bahwa,” Stan yang ada di MTD aneh, karena ada hotel, dealer motor, dan makanan timur tengah yang tidak sesuai dari tema MTD”.
Evaluasi selayaknya dilakukan oleh panitia penyelenggara agar festival budaya dapat menjadi daya tarik masyarakat dan memberi manfaat bagi pengunjungnya. Selain itu, sejarah budaya Kota Malang yang menjadi tema utama tersampaikan kepada pengunjung. Malang Tempo Doeloe diharapkan dapat terus eksis dalam menyampaikan sejarah budaya yang ada di Kota Malang.(Kel/6)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar