Bersembunyi dibalik tembok dengan seragam sekolah (Pertama)


Sosokmu muncul mengikuti Pak guru yang menjemputmu di depan kelas. Senyum sumringah kamu umbar pada seluruh makhluk dalam kelas. Aku salah satu makhluk yang terpukau dengan pesona yang kamu tebarkan dirimu. Butuh beberapa menit untukku mengedipkan mata dan berpaling dari wajahmu yang begitu berbeda dari kami. Kamu begitu berbeda dengan orang-orang  yang baru saja saya temui dan saya kumpuli selama seminggu di dalam kelas ini. Rambut cepak dengan kulit putih bersih, sangat mencolok diantara orang-orang baru yang tengah duduk di bangkunya masing-masing. Terlebih lagi, kamu berdiri di depan dua papan tulis yang terlihat lusuh, menjadi sangat mencolok dan sebuah pemandangan aneh.
Pak guru mengeluarkan suaranya yang menggelegar dan menyuruhmu mulai bicara. Kamu yang saat itu masih anak-anak dengan manja dan malu-malu mengeluarkan suaramu yang terdengar berat dan serak. Wajah putih bersihmu kini berubah menjadi merah dan menjadikan kamu terlihat sangat tampan dengan itu. Namun aku tidak berani terlalu lama menatap itu, aku mencoba memusatkan pandangan pada gerak tubuhmu yang sangat menggelitik. Tanganmu tak henti menggaruk-garuk kepala, keluar masuk kantong celana, dan kamu simpulkan dibelakang badanmu. Kamu juga menggerakkan kakimu seperti orang yang sedang melakukan jalan ditempat. Sesaat kaki kananmu kau tekuk, kemudian kaki kiri, begitu seterusnya. Pak guru yang mulai menyadari itu menyeletuk hingga seisi kelas menertawakan tingkahmu. Kamu yang merasa malu tertawa hingga wajahmu semakin memerah seperti tomat. Pak guru menyuruhmu mencari tempat duduk kosong yang ada di depan dan kamu memilih sebangku dengan teman kompleks tempat kamu tinggal.
Beberapa bulan, kamu sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru itu. Tapi tidak dengan aku, aku masih saja canggung dengan lingkungan baru itu. Hanya beberapa orang saja yang dapat dengan nyaman aku ajak berbicara. Aku menjadi sosok pendiam yang hanya mendapatkan tempat di tepi. Sedangkan kamu, mendapat tempat istimewa ditengah-tengah orang yang dianggap baik. Beberapa anak perempuan yang  ada di kelas pun memuja kamu dengan lantang tanpa rasa canggung dan malu. Kamu sering terlihat memerah ketika mendapatkan pujian dan ledekan untuk hal itu.
Keinginanku sedikit dikabulkan dengan mendekatnya kamu walau hanya beberpa langkah saja. Namun kadang aku iri dengan mereka yang bisa kamu perlakukan dengan baik. Kamu selalu saja mengolok-olok aku,
Tiga tahun terasa sangat singkat untukku mengintipmu dengan ekor mataku, karena aku tidak memiliki keberanian menatapmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar