Penelitian dan Pengembangan



2.1 Hakikat Penelitian Pengembangan
Semiawan (2007:181) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuatitatif yang menjembatani kesenjangan antara penelitian dan praktik pendidikan. Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dimaksud tidak selalu berbentuk perangkat keras (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll. Sugiyono (2010:407) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian pengembangan merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan atau menghasilkan suatu produk serta menguji keefektifan produk yang telah ada untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Munawaroh (2010:1) menyebutkan bahwa penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Penelitian dan pengembangan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangan sebuah produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.




 

Penelitian Pengembangan
 
                                      



 



Menghasilkan produk
 
                                          











 











2.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
Prosedur atau langkah-langkah penelitian dan pengembangan berangkat dari adanya potensi atau masalah.  Selanjutnya Sugiyono (2010:409-426) menyebutkan bahwa prosedur merupakan langkah-langkah yang dijalankan dalam melaksanakan penelitian pengembangan, yakni:







Right Arrow Callout: Revisi Desain,Right Arrow Callout: Ujicoba Produk,Right Arrow Callout: Revisi Produk Tahap I
 









1.      Potensi dan Masalah
Potensi merupakan sutau kemampuan jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik akan memberikan nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan hal yang menyimpang dari keadaan seharusnya atau yang diharapkan. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih aktual (baru atau up to date).
2.      Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Informasi yang dimaksud adalah informasi tentang hipotesis untuk menggali potensi yang ada dan penyebab masalah tersebut ada untuk kemudian disusun perencanaan produk untuk memanfaatkan potensi dan mengatasi masalah yang timbul tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan yang digunakan untuk penelitian bergantung permasalahan dan ketelitian yang ingin dicapai.
3.      Desain Produk
Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan (R&D) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi model manajemen, sistem pembinaan pegawai, system penggajian dan lain-lain. Misalnya peneliti akan menghasilkan metode mengajar baru maka peneliti harus membuat rancangan metode menagajar baru.  Rancangan metode baru dibuat berdasarkan penilaian terhadap metode mengajar lama, sehingga ditemukan kelemahan-kelemahan metode lama. Kemudian pencarian informasi terhadap sekolah yang memiliki metode mengajar yang baik, untuk selanjutnya digunakan bahan pengembangan yang disesuaikan, mengkaji referensi mutakhir yang terkait untuk merancang metode baru beserta indikator pelaksanaan dan hasil kerjanya. Hasil akhir penelitian pengembangan berupa produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk berupa gambar atau bagan.
4.      Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasakan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
5.      Perbaikan Desain
Dalam hal ini peneliti memperbaiki produknya yang telah melalui tahap validasi. Tahap validasi merupakantahap dimana peneliti mendiskusikan produknya dengan pakar dan para ahlinya, sehingga dapat diketahui kelemahan produk. Dari kelemahan tersebut selanjutnya produk dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6.      Ujicoba Produk
Ujicoba dalam bidang penelitian pendidikan, desain produk seperti perangkat pembelajaran, metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah mangalami tahap validasi dan revisi. Uji tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan metodde mengajar yang lama atau yang lain.
7.      Revisi Produk
Jika produk telah diujicobakan pada kelompok yang terbatas dan menunjukkan peningkatan hasil yang signifikan antara metode baru dengan metode lama. Desain metode mengajar perlu direvisi jika salah satu aspek yang tercapai kurang memuaskan.
8.      Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada reivisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metodde mengajar baru dapat diterapkan dalam lingkup yang lebih luas misalnya pada lembaga pendidikan. Dalam operasinya metode mengajar yang baru tersebut tetap harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul, untuk perbaikan yang lebih lanjut.
9.      Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian pada lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Sehingga perlu adanya revisi guna penyermpurnaan metode lebih lanjut.
10.  Pembuatan Produk Masal
Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan
Berbeda dengan Sugiono,Thiagarajan dalam Arifin (2012:128) menyebutkan bahwa tahapan dalam penelitian dan pengembangan ada empat yaitu, define, design, develop, dan disseminate. Tahap define, yaitu tahap studi pendahuluan, peneliti memilih dan menentukan produk yang akan dikembangkan serta merumuskan langkah awal yang dilanjutkan studi leteratur, survey lapangan, observasi, wawancara dan lain sebagainya. Tahap design, yaitu merancang model dan prosedur pengembangan secara konseptual-teoritik. Tahap develop, yaitu melakukan kajian empiric tentang pengembangan produk awal, uji-coba, revisi, dan validasi. Tahap disseminate, yaitu menyebarluaskan hasil akhir keseluruh populasi.
Borg dan Gall dalam Arifin (2012:129) mengembangkan langkah-langkah yang lebih teperinci yaitu; research and information collecting, planning, develop preminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operasional field testing, final product revision, dissemination, and implementation. Berikut penjelasan dari kesepuluh tahapan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall.
1. Research and Information Collecting
Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengkaji dan mengumpulkan infomasi. Kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan, kajian pustaka, observasi di awal kelas, identifikasi permasalahan, dan penghimpunan faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran.
2. Planning
Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk., tujuan, manfaat, pengguna produk, mengapa produk dianggap penting, tempat pengembangan produk, dan proses pengembangannya. Langkah pengembangan diawali dengan pengembangan produk awal, teknis pelaksanaan uji-coba terbatas, revisi, uji-coba yang lebih luas, revisi produk akhir, diseminasi, dan pelaksanaan.
3. Develop Preminary form of Product
Peniliti mengembangkan produk awal yang bersifat sementara, namun produk harus lengkap dan sebaik mungkin.
4. Preliminary Field Testing
Peniliti melakukan uji-coba terbatas mengenai produk awal di lapangan yang melibatkan anatara dua atau tiga sekolah dengan subjek antara 10-15 orang dan memastikan objek dapat menggunakan produk dengan baik.
5. Main Product Revision
Peneliti melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji-coba terbatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan angket.
6. Main Field Testing
Pelaksanaan uji-coba produk dalam skala yang lebih luas dengan pemilihan sampel secara representative, sehingga produk dapat berlaku secara umum.
7. Operational Product Revision
Revisi tahap kedua dengan memmperbaiki dan menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji-coba lapangan yang lebih luas.
8. Operasional Field Testing
Uji pelaksanaan lapangan denga pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan angket.
9. Final Product Revision
Revisi terhadap produk akhir berdasarkan saran dan masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.

10. Implementation
Peniliti mendesiminasikan produk untuk disosialisasikan ke seluruh subjek melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama denga penerbit dan memantau mutu.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Semiawan (2007:183) dibagi menjadi tujuh tahap yaitu (1) Pengembangan bentuk produk secara awal, (2) Test awal di lapangan, (3) Revisi produk, (4)Kajian lapangan, (5) Revisi produk secara operasiional, (6) Kajian lapangan operasional, dan (7) Difusi. Berbeda dengan Semiawan, Rothman dalam Semiawan (2007:184-185) membagi prosedur penelitian pengembangan sebanyak enam tahap sebagai berikut.
1.      Tahap I adalah pengamatan terhadap masalah pendidikan.
2.      Tahap II adalah temuan konsesus, generalisasi, dan proposisi didasarkan hukum dan prinsip dari berbagai teori dan kajian.
3.      Tahap III adalah konsep aplikatif, produk harus relevan dengan keperluan dari generalisasi yang luas.
4.      Tahap IV adalah membuat awal tentang prosedur produk atau dokumen, materi audiovisual untuk menilai efektivitas konsep yang diaplikasikan.
5.      Tahap V adalah praktik dan outcome kebijakan, disertai aplikasi konsep yang telah dikaji.
6.      Tahap VI adalah mengkomunikasikan konsep secara efktif dalam penggunaan produk.

2.3 Sistematika Penelitian Pengembangan
Sistematika penelitian pengembangan menurut Arifin (2012:136-137) meliputi hal berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Produk yang akan dihasilkan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Desain dan Prosedur Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
PERINCIAN BIAYA PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN BIODATA PENELITI
      Berbeda dengan Arifin, Sugiono (2010:428-429) mengklasifikasikan sistem laporan penelitian dan pengembangan sebagai berikut
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
D.    Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.    Deskripsi Teori
B.     Kerangka Berpikir
C.     Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian
B.  Metode Penelitian Tahap I
1.      Populasi Dan Sampel Sumber Data
2.      Teknik Pengumpulan Data
3.      Instrumen Penelitian
4.      Analisis Data
5.      Perencanaan Desain Produk
6.      Validasi Desain
C.  Metode Penelitian Tahap II
1.      Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji Produk Yang Telah Dirancang
2.      Populasi Dan Sampel
3.      Teknik Pengumpulan Data
4.      Instrumen Penelitian
5.      Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk (gambar dan penjelasan)
B.  Hasil Pengujian Pertama
C.  Revisi Produk (gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
D. Hasil Pengujian Tahap Ke II
E.  Revisi Produk (gambar setelah direvisi dan penjelasannya)
F.   Pengujian Tahap Ke III (bila perlu)
G. Penyempurnaan Produk (gambar terakhir dan penjelasannya)
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAANNYA
A. Kesimpulan
B.  Saran penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA

2.4 Kelebihan Penelitian Pengembangan
1.      Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2.      Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu actual sesuai dengan tuntutan kekinian.
3.      Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis.
4.      Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
5.      Apabila dikombinasikan dengan penelitian lain, kajian efektivitas mengentaskan masalah dalam memperbaiki produk.

2.5 Kekurangan Penelitian Pengembangan
1.      Pada prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relatif panjang,  karena prosedur yang harus ditempuhpun relatif kompleks.
2.      Pendekatan R & D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now”, Penelitian R & D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R & D pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.

2.6 Contoh Judul Penelitian Pengembangan
1.      Pengembangan Pembelajaran dengan Mendayagunakan Anak yang Cerdas di Kelas.
2.      Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
3.      Pengembangan Model Pendidikan Guru yang Berorientasi Pada Kecerdasan Emosional.
4.      Pengembangan Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Menyenangkan Peserta Didik.
5.      Pengembangan Model Pendidikan Luar Sekolah Bidang Keterampilan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar